Palembang – KOMPASLINK.COM
Forum Silaturahmi Cabang Olahraga (Cabor) Sumatera Selatan menyampaikan aspirasi berupa mosi tidak percaya terhadap Ketua Umum KONI Sumsel masa bakti 2023–2027. Aspirasi tersebut disampaikan secara langsung oleh perwakilan forum saat mengunjungi Kantor KONI Provinsi Sumsel pada Rabu (9/4/2025).
Ketua Forum Silaturahmi Cabor Sumsel, Lidayanto S.Sos., M.Si., menyebut bahwa penyampaian mosi ini merupakan hasil kesepakatan dan pengkajian mendalam dari para pengurus cabor yang tergabung dalam forum.
“Hari ini merupakan momen penting bagi kami selaku pemegang mandat peserta Rapat Anggota KONI Sumsel tahun 2024. Kami merasa perlu menyuarakan aspirasi terkait kepemimpinan Ketua Umum dan jajaran pengurus KONI Sumsel yang dinilai kurang optimal menjalankan amanah organisasi,” ungkap Lidayanto.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menjelaskan bahwa selama satu tahun terakhir, pihaknya menilai Ketua Umum KONI Sumsel tidak cukup aktif menjalankan fungsi dan tugas organisasi secara maksimal. Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah ketidakhadiran Ketua Umum di kantor KONI, serta dugaan pelanggaran terhadap mekanisme Musyawarah Luar Biasa 2023 dan Rapat Anggota 2024.
“Atas dasar itu, kami menyatakan mosi tidak percaya dan mengusulkan agar segera diselenggarakan Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) dalam waktu 30 hari ke depan. Jika tidak ditindaklanjuti, kami siap mengambil alih proses penyelenggaraannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku,” tambahnya.
Lidayanto juga menegaskan bahwa langkah ini bukan merupakan bentuk konfrontasi, melainkan permohonan kepada Ketua Umum agar dapat lebih fokus menjalankan tugas negara sebagai anggota DPR RI, sementara roda organisasi KONI tetap berjalan secara efektif.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum KONI Sumsel, H. Tubagus Sulaiman, MH, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima surat-surat yang dimaksud dan akan menindaklanjutinya dengan proses verifikasi menyeluruh dan terbuka.
“Kami menghargai aspirasi yang disampaikan. Namun, kami juga perlu memastikan keabsahan dokumen yang diterima, karena terdapat beberapa surat dengan tanggal dan tanda tangan yang perlu diklarifikasi. Misalnya, ada surat bertanggal Desember 2024, padahal kami baru dilantik Desember 2023,” jelas Tubagus.
Menurutnya, berdasarkan pengecekan awal, dukungan yang sah terhadap mosi tersebut belum mencapai jumlah mayoritas, dan terdapat sejumlah dokumen yang ditandatangani oleh pengurus yang tidak lagi menjabat atau bukan ketua aktif.
“Kami akan melakukan pemanggilan kepada masing-masing cabor untuk berdialog dan mengklarifikasi. Ini bagian dari upaya kami menjaga transparansi dan integritas organisasi,” ujarnya.
Tubagus juga menambahkan bahwa KONI Sumsel tetap berfokus pada persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) mendatang. Saat ini, pihaknya tengah melakukan verifikasi terhadap 35 cabor yang diajukan untuk dipertandingkan, berdasarkan standar olahraga resmi seperti Olimpiade, SEA Games, dan Asian Games.
“Kami juga telah bertemu dengan Bapak Gubernur, yang berharap Porprov kali ini bisa berlangsung lebih semarak dan sportif, tanpa ada praktik-praktik yang tidak sesuai seperti jual beli atlet,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas KONI Sumsel, Daeng Suprianto, SH, turut menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap dokumen yang diajukan forum. Ia menyoroti kemungkinan adanya ketidaksesuaian data, termasuk dugaan penggunaan tanda tangan dari pengurus yang tidak lagi aktif.
“Kami sudah mengecek ke KONI Pusat dan hingga saat ini belum ada dokumen resmi mosi tidak percaya yang diterima dari 53 cabor sebagaimana disebutkan. Kami juga akan telusuri lebih lanjut jika ada indikasi pemalsuan tanda tangan,” kata Daeng.
Ia mencontohkan salah satu kasus dari cabor panahan, di mana tanda tangan yang tercantum berasal dari pengurus lama, bukan ketua aktif saat ini.
Dengan berkembangnya situasi ini, baik Forum Silaturahmi Cabor maupun KONI Sumsel berharap proses penyelesaian dapat dilakukan secara tertib, demokratis, dan mengutamakan semangat persaudaraan demi kemajuan olahraga di Sumatera Selatan.
“Semua langkah akan kami tempuh sesuai aturan, dan kami tetap membuka ruang komunikasi demi menyatukan kembali visi olahraga Sumsel,” tutup Tubagus. (Riela)