Mantan Kapolda Sumsel Sedekah Pempek King untuk Jemaah Haji di Madinah

- Penulis

Senin, 3 Juni 2024 - 02:07

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Spread the love

Mekah-Kompaslink.com|
Makanan khas Indonesia selalu disajikan untuk jemaah haji Indonesia di Marmara Hotel Hilton Madinah. Namun, beberapa hari lalu sajian makan malam nampak berbeda dari biasanya.
Ada yang istimewa saat makan malam di Restoran Marmara Hotel Hilton Madinah. Di antara deretan menu tradisional nusantara seperti tunjang, soto ayam, dan ikan bakar, bahkan ada makanan dari Palembang yakni pempek.

Menu olahan daging ikan yang dicampur tepung tapioka atau sagu ini bukan buatan dari dua chef kawakan di Hilton, Muslim (32) dan Pipiet Purwanto (50), melainkan oleh-oleh yang disedekahkan seorang jemaah.

“Itu saya bawa sendiri dari Palembang, mereknya King yang sudah lama menjadi langganan kami. Jumlahnya 100 buah,” kata Pelantun lagu Kecapi Makanan Kero (Pada programnya pada masa jabat Kapolda Sumsel yang terkenal sebutan Mang Pedeka) bersama jemaah paket Al Fath Maktour kepada wartawan Ahad 2/06/2024 Pukul 09. Waktu Saudi Arabia

Jemaah Maktour di restoran Marmara Hotel Hilton Madinah
Mantan Kapolda Sumsel ini ternyata membawa serta pempek ke dalam bagasi agar tidak memicu bau amis yang khas, pempek jenis adaan, telor kecil, kulit dan lenjer itu kardusnya divakum sedemikian rupa.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Selain tidak menimbulkan bau khas, pempeknya divakum,” ujarnya.

Meski jumlahnya mencapai 100 buah tentu tak semua Jemaah kebagian sajian khas yang terbuat dari adonan ikan dan sagu itu. Maklum, beberapa Jemaah terlihat sangat antusias untuk mencomotnya lebih dari 2 potong. Rata-rata Jemaah mengaku puas dengan rasa pempek King tersebut.

Baca Juga:  Kapolri Hadiri Pembukaan Pekan Orientasi Hikmahbudhi ke-12 di Yogyakarta

“Ini bikin kangen kampung halaman. Apalagi pas menghirup cukanya asli wong kito galo. Pempek kulitnya lezat, nambah terus,” kata Andromeda Mercury salah satu presenter TV di Indonesia.

Begitu juga dengan pengakuan Iqbal Arief Ismail yang berasal dari Bukit tinggi.

“Pempeknya crunchy, gurih, campuran ikannya cukup kuat. Apalagi cukonya, manis pedasnya bikin nagih,” ungkapnya.

Menurut buku ‘Teks Bacaan Berbasis Budaya Lokal Sumatera Selatan Bagi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan’ karya Rita Inderawati dkk, pempek dikenal di Palembang seiring masuknya perantau Tionghoa pada sekitar abad ke-16 di masa Sultan Badaruddin II.

Pada masa tersebut, makanan ini disebut dengan ‘kelesan’ yakni biasa disajikan dalam acara adat di dalam Rumah Limas. Diberi nama kelesan mengacu kepada alat untuk menghaluskan daging ikan.

Awalnya, pempek dibuat oleh orang asli Palembang yang kemudian dititipkan ke orang Tionghoa untuk dijual. Pempek tersebut mulai dijual oleh orang-orang China pada tahun 1916 dengan cara dijajakan sambil keliling dari kampung ke kampung dengan berjalan kaki.

Biasanya, jajanan tersebut dijual di kawasan keraton, yang saat ini adalah kawasan Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang.

Penamaan nama pempek berasal dari nama panggilan oleh pembeli kepada si penjual kelesan yang dipanggil dengan ‘empek’ atau ‘apek’ yang dalam bahasa China berarti “paman”.

Para pembeli memanggil penjual kelesan tersebut dengan memanggil ‘Pek, empek’ yang akhirnya dikenal sebagai pempek dan bertahan hingga sekarang.

Pewarta:Rudihartono.m

Berita Terkait

Pertemuan Rutin IKAWATI Kantor Pertanahan Kab. Purbalingga
SAKIP Cerminan Akuntabilitas Publik, Irjen dan Sekjen Kementerian ATR/BPN Tegaskan Peran Strategis Pemimpin dan Integritas Kinerja
Targetkan Predikat SAKIP A, Wamen Ossy Sampaikan Lima Strategi Utama yang Lebih Terukur dan Berdampak
Cek Lokasi : Tindak Lanjut Pengadaan Tanah Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Slinga
Tinjau Kantah Kota Denpasar, Wamen ATR/Waka BPN Tekankan Pentingnya Budaya Melayani
Lewat Program PELATARAN, Masyarakat Bisa Dapatkan Layanan Pertanahan di Akhir Pekan
Rahmat Aminudin, S.H.: Selamat Hari Bhayangkara, Teruslah Menjadi Penjaga Keadilan dan Pengayom Rakyat
Cegah Sengketa Pertanahan, Menteri Nusron Ajak Kepala Daerah Sosialisasikan Pemasangan Tanda Batas Tanah
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 11:34

Reforma Agraria Buka Akses Warga Desa Nunuk Baru untuk Jalankan Usaha Ternak Domba

Kamis, 13 November 2025 - 11:33

Jadi Ketua Harian Tim Percepat Penetapan LP2B, Menteri Nusron: Ketahanan Pangan Terjaga dan Lahan Pertanian Tidak Tergerus

Kamis, 13 November 2025 - 11:32

Wamen Ossy Imbau Jajaran Siapkan Layanan Pertanahan dan Tata Ruang Jelang IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028

Kamis, 13 November 2025 - 11:30

Pembangunan IKN Masuki Tahap 2, Sekjen Kementerian ATR/BPN Siapkan Regulasi Terkait SDM

Kamis, 13 November 2025 - 11:29

Menteri Nusron Tegaskan Ketersediaan Lahan Jadi Kunci Utama Ketahanan Pangan

Kamis, 13 November 2025 - 11:27

Dari Pengungsi Jadi Pemilik, Cerita Warga Pejuang Eks Timtim yang Terima Manfaat dari Reforma Agraria

Kamis, 13 November 2025 - 11:22

Cerita Petani Anggur Duyu Bangkit: Reforma Agraria Tak Hanya Soal Tanah, tapi Juga Kemandirian

Kamis, 13 November 2025 - 11:21

Cerita dari Desa Hargorejo, Objek Reforma Agraria yang Menumbuhkan Harapan Warga Kulon Progo

Berita Terbaru

You cannot copy content of this page